top of page
Search

Pesan Untuk Diri Sendiri (1)

Updated: Jan 14, 2020


Pernahkah merasakan berat melakukan hal-hal yang bermanfaat? Misalnya mudah mengantuk saat membaca. Ingin cepat-cepat selesai saat beribadah. Lebih suka bernyanyi daripada berdzikir. Tak tergerak hati saat saudara sedang kesusahan dan mungkin banyak hal yang lain. Lalu perasaan berat itu tidak hanya terjadi satu kali dua kali. Bukan juga satu hari dua hari. Parahnya, mungkin sudah menjadi tabiat atau kebiasaan. Yang dipikirkan hanyalah kesenangan. Ia bingung untuk memulai sesuatu. Ia ingin seperti teman-temanya yang sudah terlihat “lebih sukses” darinya dan ia hanya di situ situ saja. Selalu mengkritik apa yang dilakukan oleh orang lain tapi ia sendiri tak melakukan apapun. Tak pernah ingin untuk repot.

Sebenarnya ia tak suka melakukan apapun (malas, pen) tapi yang ia inginkan adalah kebahagiaan. Bisakah ini terjadi? yang ia inginkan adalah kedamaian, ketentraman, ketenangan tapi ia tak suka untuk melakukan apapun. Sehingga untuk mendapatkan itu, hal yang lebih dominan untuk dilakukan adalah dengan tidur kemudian bermimpi. Baiklah. Memang tidur bisa menjadi salah satu sarana bagi sebagian orang untuk melepaskan penatnya. Lalu apakah hidup itu bisa berlangsung hanya dengan tidur? Tentu saja tidak. Semua pasti tahu bahwa bila hidup hanya diisi dengan aktivitas tidur maka yang terjadi adalah ia sama seperti orang mati. Ibarat kata pepatah “Hidup segan, Mati tak mau”. Tanya saja pada orang yang tak suka melakukan apapun tersebut, apakah ia mau mati? Tentu saja maka sebagian besar akan mengatakan “Tidak”.

“Apa sih yang menyebabkan aku malas untuk melakukan sesuatu.” Aku malas untuk apapun. Aku seperti kehilangan motivasi dalam hidupku. Aku sangat mudah untuk ditaklukkan oleh rintangan. Mudah menyalahkan keadaan. Apa yang menyebabkan? Lalu bagaimana bisa disisi lain ada orang yang akan mengupayakan segala sesuatu, yang sangat senang bila disusahkan oleh orang lain (senang membantu, pent), mengapa? Mengapa ada orang malas (sepertiku)? Mengapa tak semua orang itu rajin saja. Bagaimana caranya seseorang bisa beraktivitas dengan bersemangat? Dan “bagaimana-bagaimana” yang lainnya sebenarnya –disadari atau tidak– akan muncul dalam benak seseorang yang malas melakukan apapun (pemalas). Pemalas pun sebenarnya, sesungguhnya ia sedikit banyak merasa risih terhadap karakternya tersebut. Hanya saja, tak semua berkehendak untuk menghilangkan karakter tersebut dari dirinya. Tak semua tahu bahwa terdapat cara ampuh untuk menghilangkan rasa malas. Seperti di atas, bahkan individu pemalas sendiri sudah merasa bahwa ia sangat mudah untuk dikalahkan oleh keadaan, masalah dan rintangan. Maka sebenarnya sudah bisa dipastikan, ia sudah pernah mencari-cari cara untuk menghindari malas dari artikel-artikel yang ada. Ia mungkin sudah “browsing”, ia sudah sering menemukan di timeline-timeline sosial medianya yang seolah menyindirnya bahwa “orang malas tak akan jadi orang sukses”. Tapi apa yang terjadi, namanya juga manusia, kesalahan pasti sering terjadi. Sesaat akan terasa semangat. Sesaat terasa ada gairah bahwa AKU harus rajin. Setelah itu, tak lama kemudian keloyoan akan menyerang. Lelah. Kemudian karakternya beralih jadi MALAS yang sejati. Kemalasan yang abadi menghampiri sebab bahkan ia malas untuk melakukan hal yang akan menghilangkan rasa malasnya. Mengerikan dan Na’udzubillahi min dzaalik (Kami berlindung kepada Allah dari hal tersebut).

Lalu apa solusinya untuk orang malas? Bagaimana bisa seperti itu? Bagaimana bisa dia malas untuk tidak malas? Maka dia akan jadi orang yang tidak beruntung, yang hanya suka untuk berangan-angan. Na’udzubillahi min dzaalik. Bagaimana cara menyelamatkannya dari lembah kemalasan yang mengerikan? Bila ia tak mampu untuk bangun sendiri? Ia merasa tak memiliki kekuatan untuk bangkit dan melepaskan diri dari rasa malas. Sungguh itulah mengapa Islam merupakan agama yang mulia. Ia mengajarkan bahwa hakikatnya manusia memang dipenuhi dengan kekurangan, sifat malas juga merupakan salah satu kekurangan yang dimiliki oleh manusia. Tujuannya apa? Agar manusia menyadari dan tidak sombong karena sesungguhnya di atas dirinya terdapat kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya sendiri, dibanding manusia-manusia yang lain, dibanding seluruh alam dan seisinya. Siapa Dia? Dialah Allah ‘azza wa jalla. Dialah Tuhan seluruh alam. Dia mampu, bahkan sangat mampu untuk melakukan segala sesuatu. Jangankan menghilangkan rasa malas, menghilangkan umat manusia seluruh bumi saja Ia mampu. Telah banyak dalam nash Al-Quran, bahwa Allah mampu untuk melakukan segala sesuatu, salah satunya dalam surat Al-Baqoroh ayat 106 :


ألم تعلم أن الله على كل شىئ قدير ...

Do you know that Allah is over all things competent?”


Maka sebagai seorang muslim harusnya bersyukur bahwa Allah telah menyediakan untuknya segala macam solusi untuk setiap masalah yang dihadapinya, termasuk rasa malas. Seperti yang telah Allah firmankan di atas, karena Allah mampu untuk melakukan segala sesuatu. Ia juga tempat bergantung. Maka sepatutnya bagi kita (semua manusia) adalah meminta pertolongan pada-Nya untuk menghilangkan rasa malas kita. Dialah satu-satunya harapan kita, untuk apapun. Tidak ada yang tak mampu Ia lakukan. Sebab Ia-lah Tuhan kita. Solusi inilah solusi terampuh untuk siapapun. Melalui ini, Allah mampu menunjukkan salah satu kebesaran-Nya pada kita. Bahwa dengan memohon pertolongan-Nya, kita dapat terbebas dari masalah apapun. Dengan cara inilah, in sya Allah. Kita akan terbebas dari rasa malas dan menjadi manusia yang bermanfaat setidaknya kita tidak menjadi orang yang membebani orang lain.

Meminta pada Allah boleh menggunakan bahasa apapun namun dianjurkan untuk sopan dan santun. Kita juga sebaiknya meminta secara langsung pada Allah. Karena Allah benci terhadap manusia yang menyekutukan-Nya. Ketika meminta pada Allah terdapat adab-adab yang harus diperhatikan dan juga hendaknya dipenuhi dengan rasa takut dan harap. Bila kita mampu untuk menghafal, maka akan lebih baik pula menggunakan kalimat-kalimat yang telah diajarkan oleh utusan-Nya pada kita. Yakni Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut adalah salah satu do’a yang diriwatkan oleh Imam Al-bukhori mengenai kalimat permohonan pada Allah untuk menghilangkan (salah satunya) rasa malas :


أَللَّهُمَّ إِنّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَ الحُزْنِ وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ وَ البُخْلِ وَالجُبْنِ وَضَلَعَ الدَّيْنِ وَ غَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR al-Bukhari 7/158)


Bila kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk terlepas dari masalah, dan kita juga memintanya kepada sang Kholik, Allah SWT maka in sya Allah, Allah akan membebaskan kita dari hal tersebut. Wallahu a’lam.

Semoga tulisan ini bermanfaat baik bagi penulis secara khusus juga bagi para pembaca secara umum. Kebenaran milik Allah, penulis hanya menyampaikan sesuai dengan kapabilitasnya. Jazaakallahu Khoiron. Fastabiqul Khoirot. Wasssalamu’alaikum warohmatullah.

 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

082331230829

©2019 by Hadia Chanifah. Proudly created with Wix.com

bottom of page